Powered By Blogger

Rabu, 19 Januari 2011

PGSD-FKIP UBH telah TERAKREDITASI "C"

PGSD-FKIP UBH telah TERAKREDITASI "C"

Jumat 14 Januari 2011 - 08:28:57

Univ. Bung Hatta - PGSD FKIP-UBH saat ini sudah terakreditasi dari BAN-PT, berdasarkan SK BAN-PT Nomor: 030/BAN-PT/Ak/XIII/S1/XII/2010, dengan nilai 266 peringkat "C"

Sesuai dengan target awal ketika proses pengajuan yaitu minimal dapat memperoleh nilai B, dan bisa menjadi PGSD yang di selenggarakan Universitas Swasta yang pertama terakreditasi untuk program S1 di Sumatera Barat. Namun peringkat B tersebut belum tercapai karena PGSD-UBH belum mempunyai alumni.

Semua itu dapat diperoleh berkat kerjasama semua pihak,mulai dari sekolah mitra,mahasiswa, dosen PGSD maupun non PGSD,pimpinan dari fakultas sampai Universitas dan Yayasan Pendidikan Bung Hatta.

Senin, 17 Januari 2011

Taliban Izinkan Anak Perempuan Bersekolah

Hanna Meinita - Okezone
Jum'at, 14 Januari 2011 - 19:16 wib

Taliban mengklaim, telah melunakkan kebijakan pendidikan untuk kaum perempuan (foto: The Telegraph)
AFGHANISTAN - Taliban mencabut larangan sekolah bagi anak perempuan di Afghanistan. Klaim ini dinyatakan Menteri Pendidikan Afghanistan, Farooq Wardak. Menurutnya, berdasarkan diskusi dengan kelompok Islam radikal itu, tercapai kesepakatan bahwa anak perempuan berhak untuk sekolah.

Dalam kunjungan ke Inggris pekan ini, Wardak menyatakan, sikap tradisional Taliban terhadap pendidikan anak perempuan serta kebijakan memperkerjakan kaum perempuan, telah melunak beberapa tahun terakhir.

“Saya mendengar bahwa kebijakan tingkat atas Taliban, tidak lagi menentang pendidikan terutama untuk anak perempuan,” ujarnya dalam wawancara dengan Times Educational Supplement seperti disitat dari situs The Telegraph, Jumat (14/1/2011).

Wardak berharap, ada negosiasi damai, negosiasi yang bermakna dengan sikap perlawanan serta tidak ada kompromi atas hak asasi manusia dan prinsip dasar kemanusiaan. “Negosiasi yang memandu kita untuk menyediakan pendidikan berkualitas dan seimbang untuk rakyat Afghanistan,” imbuhnya.

Selama ini, Taliban melarang pendidikan untuk kaum perempuan, berdasarkan interpretasi hukum Syariah. Menurut Wardak, saat ini, 38 persen siswa terdidik di Afghanistan adalah anak perempuan. Dan sebanyak 30 persen pengajarnya adalah perempuan.

Taliban berulang kali diserang oleh guru dan sekolah yang menolak mematuhi peringatan agar anak perempuan tidak sekolah. Lima tahun lalu, pemberontak di selatan Afghanistan mengeksekusi seorang guru di depan murid dan kepala sekolah untuk menunjukkan, pria dan perempuan yang berpendidikan akan dipenggal.

Saat ini, Taliban berkuasa di beberapa wilayah di Afghanistan dan bagian utara Pakistan. Taliban dituding oleh Amerika Serikat melakukan aksi terorisme terhadap rakyat sipil. (rfa)(rhs)

UI Jalin Kerja Sama dengan Daerah & Industri

Marieska Harya Virdhani - Okezone
Jum'at, 14 Januari 2011 - 20:01 wib

Image: corbis.com
DEPOK – Universitas Indonesia (UI) menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah (Pemda) dan kalangan industri yang berlokasi di wilayah luar pulau Jawa dan Bali. Kerja sama dalam ruang lingkup industri.

Program KSDI (Kerja Sama Daerah dan Industri) membuka kesempatan bagi siapa pun yang berada di luar Pulau Jawa Bali untuk menempuh studi di UI dan pembiayaan pendidikan dilakukan oleh Pemda serta industri.

Kepala Kantor Komunikasi UI Vishnu Juwono mengatakan satu komponen dalam kerja sama KSDI adalah adanya proses penandatangan kerja sama yang dilakukan secara internal oleh pihak Pemda dan mahasiswa yang diusulkan untuk menempuh studi di UI. Kemudian, kata Vishnu, dilanjutkan melalui kerja sama pembiayaan pendidikan tersebut antara Pemda/Industri dan UI.

”Kerja sama antara Pemda atau industri dengan calon mahasiswa dilakukan untuk memastikan mahasiswa yang bersangkutan ketika selesai menempuh pendidikan di UI akan berkontribusi dalam membangun daerahnya maupun industri yang menjadi mitra kerja sama,” katanya dalam rilis kepada okezone, Jumat (14/1/2011).

Vishnu mengakui, program tersebut masih memiliki berbagai kendala seperti adanya kegagalan pembayaran biaya pendidikan oleh mitra UI, minimum indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang tidak sesuai dan permasalahan lain yang berada di luar otoritas UI. Hal itu berdampak pada beberapa mahasiswa program KSDI yang harus putus kuliah karena adanya permasalahan tersebut.

”Salah satu kasus yang menjadi perhatian saat ini adalah kasus David Wilkinson, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP UI, yang terancam putus kuliah karena diduga tersendatnya pembayaran biaya pendidikan oleh Pemda Bengkulu. Saat ini, pihak UI tengah berupaya dengan menjadi mediator agar terdapat penyelesaian persoalan pembiayaan pendidikan kuliah antara David Wilkinson dengan pihak Pemda Bengkulu,” jelasnya.

Pada 2009, UI menerima mahasiswa KSDI sebanyak 151 orang. Pada 2010 dengan berbagai pengetatan prosedur penerimaan, UI hanya menerima 51 mahasiswa KSDI. Hingga saat ini melalui program tersebut UI telah melakukan kerja sama dengan 49 pemerintah daerah dan 10 industri. (rfa)(rhs)

Ingin Sukses? Tulis Saja Kegalauan Hati

Hanna Meinita - Okezone
Sabtu, 15 Januari 2011 - 08:58 wib

Image: corbis.com
MENULIS kegelisahan hati sebelum situasi stres hinggap, akan meningkatkan kinerja diri. Ini merupakan hasil penelitian terbaru yang dilakukan peneliti dari University of Chicago.

Peneliti meyakini, tindakan sederhana ini berguna membersihkan dan memungkinkan pikiran untuk fokus pada pekerjaan. Teknik ini diyakini sangat kuat, karena siswa yang menulis di atas kertas sebelum ujian, nilainya meningkat hingga 20 persen. Hasil penelitian hanya berdasarkan tulisan tangan di atas kertas, tidak dengan media lain.

“Ketika dalam situasi penuh tekanan, seseorang khawatir akan hal keadaan itu. Kekhawatiran ini mengambil sumber yang seharusnya didedikasikan untuk suatu tugas. Menulis di kertas bisa menjadi solusi mengangkat beban kekhawatiran,” ujar Profesor Sian Beilock dari University of Chicago seperti disitat dari situs The Telegraph, Sabtu (15/1/2011).

Sebelumnya, Beilock menampilkan bahwa situasi penuh tekanan dapat menguras kekuatan proses otak atau yang dikenal sebagai memori kerja. Memori kerja adalah korteks prefrontal di otak, semacam mental "catatan" yang memungkinkan orang "bekerja" berdasarkan informasi yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan tangan.

Untuk menguji teori ini, peneliti merekrut 20 mahasiswa dan memberi dua tes matematika. Pada tes pertama, siswa diminta agar melakukan yang terbaik. Sebelum tes kedua, peneliti menciptakan situasi yang membuat stres. Peneliti mengatakan, siswa dengan hasil yang baik akan mendapatkan uang. Dan siswa lainnya, tergantung pada kinerja mereka sebagai bagian dari kerja tim. Siswa juga diberitahu mereka akan direkam dan guru matematika akan melihatnya.

Selanjutnya, setengah dari siswa tersebut diberikan waktu 10 menit untuk menuliskan perasaannya tentang tes yang akan dihadapi. Dan setengah lainnya, hanya duduk diam. “Tampaknya grup yang tidak menulis menderita hal yang biasa saya sebut, ‘kelumpuhan dari analisis’,” kata Beilock.

Hasilnya, siswa yang menulis kekhawatirannya sebelum tes, rata-rata mendapat nilai B+, sementara siswa yang tidak menulis mendapat nilai rata-rata B-. Peneliti mempertimbangkan hal ini untuk digunakan di luar dunia pendidikan. “Kami pikir, menulis seperti ini membantu orang menjadi yang terbaik dalam berbagai situasi. Apakah itu presentasi kepada klien, pidato di depan banyak orang, atau sebelum wawancara kerja,” urainya.

Kesimpulan ini bercermin pada pekerjaan seperti menulis puisi, lagu dan jurnal, yang diyakini dapat mengurangi gejolak emosional. (rfa)(rhs)

USU-UMA-Penang Garap MoU Pemikiran Islam

Adela Eka Putra Marza - Okezone
Sabtu, 15 Januari 2011 - 13:38 wib

Logo Universitas Sumatera Utara (USU)
MEDAN - Pusat Studi Pembangunan Politik Islam (CISDEV) Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara bersama Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pusat Pembangunan Berteraskan Islam (ISDEV) Universiti Sains Malaysia (USM).

"MoU dengan universitas terbesar di Malaysia itu merupakan bentuk keseriusan kita dalam mengembangkan sebuah kerja sama di tingkat internasional, khususnya penyebaran pemikiran pembangunan Islam," kata Warjio dari CISDEV Departemen Ilmu Politik FISIP USU di Kampus USU Medan, Sabtu (15/1/2011).

Penandatanganan MoU itu dilakukan di Kampus USM Penang, Malaysia, beberapa waktu lalu, oleh Warjio dari CISDEV FISIP USU, Direktur Pascasarjana UMA Heri Kusmanto, Prof Muhammad Syukri Salleh dari dari ISDEV USM. Momen ini sendiri merupakan momen sejarah bagi ketiga institusi tersebut, dalam pengembangan diri tentang kajian pembangunan Islam.

MoU ini dilakukan juga sebagai upaya strategis untuk membangun kerja sama dalam meningkatkan kesepahaman, peningkatan kualitas pemikiran dan aktivitas pembangunan Islam yang bisa dilakukan oleh ketiga institusi.

Penyebaran pemikiran tersebut akan dituangkan dalam bentuk jurnal bernama Journal of Islamic Development Politics, yang mereka terbitkan bersama. Melalui jurnal ini, hasil-hasil penelitian mengenai politik pembangunan Islam dapat dijadikan sumber rujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Selain kerja sama institusi dan pengembangan ilmu, khususnya bagi intelektual dan masyarakat secara luas, melalui kerja sama ini juga akan semakin mengeratkan hubungan antara kedua negara, yakni Indonesia dan Malaysia.

"Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan ISDEV USM terhadap CISDEV FISIP USU dan Pascasarjana UMA. Dengan ini, kita terus berkomitmen dalam memajukan pendidikan tinggi Sumut dan Indonesia di tingkat internasional," tambah Warjio yang juga merupakan dosen Ilmu Politik FISIP USU itu.

Sementara itu, acara ini juga digelar bersamaan dengan seminar internasional tentang transformasi zakat yang dianjurkan ISDEV USM, dan diikuti peserta dari berbagai negara diantaranya Pakistan, Kenya, Banglades, Malaysia dan Indonesia. ISDEV USM sendiri sudah lama dikenal sebagai salah satu pusat kajian yang berwibawa dan fokus pada manajemen pembangunan berteraskan Islam di Malaysia.(ahm)

Kamis, 13 Januari 2011

Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Seorang Pemimpin Yang Baik

Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Seorang Pemimpin Yang Baik 

13 januari 2011 

Menjadi pemimpin menjadi salah satu tugas yang dibebankan kepada manusia di muka bumi ini.

Setiap orang adalah pemimpin dan harus bisa memimpin, minimal memimpin dirinya sendiri.
Mustafa Masyur dalam buku Qiyadah Wal Jundiyah memaparkan beberapa hal yang penting untuk diketahui seorang pemimpin yang baik, khususnya sebagai seorang pemimpin dakwah.

Cara Menjadi Seorang Pemimpin. tanggal 13 januari 2011

muhammad1.jpg
Setelah menjadi orang sukses tentunya kita ingin menjadi seorang pemimpin, yang menjadi masalah adalah pemimpin yang seperti apakah yang paling ideal untuk masa kini?.
Menurut MICHAEL HART seorang penulis buku yang cukup terkenal yang berjudul “SERATUS TOKOH PALING BERPENGARUH DALAM SEJARAH”, Michael Hart dalam bukunya menuliskan bahwa tokoh nomor satu yang paling berpengaruh dalam sejarah adalah Nabi Muhammad S.A.W, dia mengatakan “Muhammad bukan semata pemimpin agama, tetapi juga pemimpin dunia. Fakta membuktikan selaku penggerak kaum Arab(muslimin), pengaruh kepemimpinannya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.”
Michael Hart menilai bahwa ada kombinasi yang tak tertandingi yang mampu di pegang secara seimbang oleh Nabi Muhammad S.A.W, yaitu kombinasi antara Agama dan Duniawi sehingga dipilihlah Nabi Muhammad S.A.W sebagai pribadi yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Nah kepemimpinan seperti apakah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad sehingga beliau manjadi tokoh yang berpengaruh dalam sejarah?.
Di bawah ini saya akan menuliskan Tingkatan-tingkatan kepemimpinan yang dapat menjadikan seorang pemimpin yang paling berpengaruh baik di dalam perusahaan, rumah tangga dan lingkungan sekitar kita.
  • Tingkatan pemimpin yang pertama : Pemimpin yang Dicintai.
Anda bisa mencintai seseorang tanpa harus memimpin mereka, akan tetapi untuk menjadi seorang pemimpin anda tidak bisa memimpin mereka apabila anda tidak mencintai mereka. Hal tersebut dapat melukiskan tentang seorang pemimpin yang harus dapat berhubungan baik dengan orang lain, pemimpin tidak dapat hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja akan tetapi harus bisa mencintai dan di cintai oleh orang lain, hal ini adalah mutlak hukumnya dan tidak dapat di ganggu gugat, karena apabila tidak ada yang mencintai anda maka anda tidak akan memiliki pendukung yang akan mendukung anda. Cara agar kita dapat di cintai oleh orang lain sangatlah mudah, kita cukup senyum, mengingat nama dan mau mendengarkan perkataan orang lain, akan tetapi nabi Muhammad memiliki cara lain yaitu bersikap RAHMAN dan RAHIM, maksudnya adalah bersikap penuh kasih sayang tehadap orang-orang di sekitar kita terutama terhadap orang-orang yang akan kita pimpin.
Apabila kita dapat menunjukkan kasih sayang dan kejujuran yang tulus terhadap orang yang akan kita pimpin niscaya kita akan menjadi pemimpin yang di cintai dan di dukung oleh orang banyak.
  • Tingkatan pemimpin yang kedua : Pemimpin yang Dipercaya.
Seorang pemimpin adalah sosok yang memiliki INTEGRITAS yang TINGGI dan penuh KEBERANIAN serta TIDAK MENGENAL PUTUS ASA dalam menggapai apa yang menjadi cita-citanya. Apabila anda dapat memegang teguh hal tersebut maka anda akan KONSISTEN dalam melangkah dan mengambil keputusan, sehingga seseorang akan melihat anda sebagai sosok yang memiliki KOMITMEN dan menimbulkan KEPERCAYAAN mereka untuk mengikuti anda sebagai pemimpin mereka.
INTEGRITAS adalah kunci mutlak untuk menjadi seorang pemimpin yang di percaya oleh pengikutnya karena INTEGRITAS adalah sebuah kejujuran atau kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan.
  • Tingkatan pemimpin yang ketiga : Pembimbing.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat memberikan MOTIVASI bagi para pengikutnya bukan pemimpin yang hanya dapat memperluas kekuasaanya saja, karena seorang pemimpin akan dikatakan gagal apabila tidak dapar memiliki kader-kader penerus. Setelah menjadi pemimpin yang dicintai, lalu menjadi pemimpin yang di percaya maka langkah selanjutnya harus menjadi pemimpin yang dapat memberikan MOTIVASI bagi para pengikutnya, apabila kita sebagai pemimpin dapat memberikan MOTIVASI maka akan tercipta LOYALITAS yang dapat menghasilkan kader-kader penerus yang memiliki kesetiaan kepada kita. Menurut nabi Muhammad S.A.W ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk kader-kader penerus :
  1. Anak yang saleh, maksudnya adalah bagaimana kita dapat membina sumber daya manusia yang berkualitas sehingga menjadi kader yang berkualitas pula.
  2. Amal jariyah, maksudnya adalah bagaimana kita memberikan sarana dan prasarana bagi kader-kader kita di masa mendatang nanti.
  3. Ilmu yang berguna, maksudnya adalah kita harus dapat mengajarkan ilmu yang berguna bagi mereka di kemudian hari agar dapat menjadi penerus yang berkualitas.
Tingkatan yang ketiga adalah bagaimana kita dapat menjadi pemimpin yang dapat membimbing dan membina atau memberikan MOTIVASI kepada calon penerus kita, yaitu dengan cara membimbing dan memberikan contoh serta nasehat-nasehat yang berharga bagi mereka, atau dengan kata lain kita harus menjadi pemimpin yang memiliki AKHLAKUL KARIMAH, yaitu pancaran sifat ILAHIAH dan memiliki akhlak yang bermoral.
  • Tingkatan pemimpin yang keempat : Pemimpin yang Berkepribadian.
Menurut HARRY S TRUMAN “Disiplin pribadi adalah suatu hal yang datang terlebih dahulu. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin apabila ia tidak dapat memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus dapat menjelajahi dirinya sendiri, mengenal lebih mendalam siapa diri sebenarnya. Sebelum memimpin keluar seorang pemimpin harus mampu untuk memimpin kedalam dirinya terlebih dahulu.”
Pekerjaan inilah sebenarnya yang paling berat, karena memimpin diri sendiri melawan hawa nafsu adalah refleksi dari kedisiplinan diri. Musuh yang paling besar adalah diri sendiri, apabila kita dapat mengendalikan diri sendiri niscaya kita akan menjadi pemimpin yang memiliki kepribadian yang tinggi, karena peperangan melawan diri sendiri adalah peperangan yang sesungguhnya antara ketakutan kita dan keberanian kita sendiri.
Apabila kita dapat memenangkan peperangan terhadap diri sendiri atau terhadap hawa nafsu maka kita akan menjadi seorang pemimpin yang memiliki kepribadian yang akan di ikuti oleh pengikut kita karena kita sudah menjadi seorang yang sangat berani dalam mengalahkan hawa nafsu atau keinginan diri sendiri, sahingga membentuk kita menjadi pemimpin yang tegas dan tidak plin-plan.
  • Tingkatan pemimpin yang kelima : Pemimpin Abadi.
Jaman sekarang memang sudah ada pemimpin yang dicintai, dipercaya, dan juga pemimpin yang membimbing dengan baik, namun apabila terbukti sudah tidak sesuai dengan hati nurani maka pengaruh sang pemimpin hanya akan sampai di situ saja. Maka manusia yang di karuniai hati oleh tuhan sebagai radar untuk menentukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani, kita dapat segera ‘mendeteksi’ hal yang tidak berkenan sehingga dapat memutuskan untuk tidak mengikuti hal tersebut. Sifat ajaran dari nabi Muhammad S.A.W adalah intelektual dan spiritual yang pada prinsipnya mengajarkan manusia kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan, dan keberhasilan. Metode seperti inilah yang dapat memberikan kebebasan bagi hati nurani untuk senantiasa mengikuti karena tidak adanya unsur pemaksaan dan memberikan kebebasan berpikir tanpa adanya unsur pemaksaan yang menekan atau mendikte perasaan kita. Seperti jawaban nabi Muhammad S.A.W terhadap pertanyaan Ali bin Abi Thalib Ra:
” Makrifat adalah modalku, akal pikiran adalah sumber agamaku,rindu kendaraanku, berdzikir kepada allah kawan dekatku”
” Keteguhan perbendaharaanku, duka adalah kawanku, ilmu adalah senjataku, ketabahan adalah pakaianku”
” Kerelaan sasaranku, faqr adalah kebanggaanku, menahan diri adalah pekerjaanku, keyakinan makananku”
” Kejujuran perantaraku, ketaatan adalah ukuranku,berjihad perangaiku dan hiburanku adalah dalam sembahyang.”
Pemimpin yang abadi adalah pemimpin yang dapat memberikan ketentraman di hati para pengikutnya tanpa adanya perasaan tertekan, terpaksa atau keragu-raguan. Apabila kita sebagai pemimpin dapat memenangkan hati pengikut kita maka niscaya kita akan menjadi pemimpin yang abadi. Pemimipin abadi adalah pemimpin yang dapat memimpin dengan suara hatinya dan diikuti pula oleh suara hati para pengikutnya.

Rabu, 12 Januari 2011

Iran Larang Mahasiswinya Bertato dan Berkaos Ketat

Iran Larang Mahasiswinya Bertato dan Berkaos Ketat

Rifa Nadia Nurfuadah - Okezone
Selasa, 11 Januari 2011 - 14:09 wib

Image: corbis.com
TEHRAN - Pemerintah Iran menerapkan aturan berpakaian secara Islami di berbagai universitas. Termasuk dalam aturan tersebut, para mahasiswi dilarang memanjangkan kuku, mengenakan busana berwarna cerah, dan memasang tato.

Sebuah koran lokal Iran merilis daftar universitas yang diberi penekanan tentang aturan tersebut oleh pemerintah, namun tidak dikatakan apa yang mendasari pemilihan kampus-kampus tersebut. Demikian seperti dikutip dari Yahoo! News, Selasa (11/1/2011).

Peraturan baru itu melarang mahasiswi mengenakan topi, jins pendek dan ketat, serta menindik tubuh kecuali telinga. Tidak hanya itu, kode berbusana itu juga mencantumkan larangan atas tato, kuku panjang, perhiasan pada gigi, mantel ketat, dan pakaian berwarna cerah. 

Iran telah menjalankan kampanye melawan pengaruh budaya barat ke seluruh negeri. Di bawah hukum Islam yang diterapkan setelah revolusi pada 1979, perempuan harus menutup kepala mereka (mengenakan hijab) dan menggunakan pakaian panjang serta tidak ketat di tempat umum.

Bukan cuma mahasiswi, gaya berpakaian mahasiswa pun turut diatur pemerintah. Mahasiswa Iran dilarang mengecat rambut, mencabut alis, mengenakan perhiasan dan pakaian ketat seperti kaos dengan lengan sangat pendek.

Pihak berwenang biasanya secara mengintensifkan pengawasan pada musim panas ketika perempuan cenderung mengenakan pakaian lebih tipis dan jilbab dengan warna lebih terang, sehingga sering memperlihatkan rambut mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, gaya berbusana ini juga mempengaruhi penggunaan celana yang lebih ketat oleh perempuan, serta para pria bergaya dengan tatanan rambut 'spike' seperti gaya barat.  

Para perempuan muda, khususnya di daerah yang cukup mapan, sering kali menantang peraturan dengan mengenakan pakaian ketat dan penutup kepala penuh warna yang sangat sulit menutupi rambut mereka. Namun peraturan pemerintah tidak banyak ditentang di kawasan miskin dan wilayah pinggiran.   

Kontrol lebih ketat terhadap 'perilaku imoral' telah diberlakukan sejak Presiden Mahmoud Ahmadinejad menjabat pada 2005. Ketika itu, dia berjanji akan mengembalikan semangat revolusi Iran. (rfa)(rhs)

UI Berkomitmen Tegakkan Transparansi

Selasa, 11 Januari 2011 - 09:48 wib


Ilustrasi: ist.
JAKARTA – Universitas Indonesia (UI) berkomitmen tinggi menegakkan tata kelola yang baik dan transparan, khususnya terkait pengelolaan keuangan.

Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan penetapan biaya pendidikan mahasiswa yang didasarkan pada student unit cost (SUC). Kepala Kantor Komunikasi UI Vishnu Juwono mengatakan, dalam menetapkan biaya pendidikan, UI menggunakan dasar hukum yang tertuang dalam Pasal 37 ayat (4) PP 152, yaitu tata cara pengelolaan keuangan universitas yang ditetapkan oleh Majelis Wali Amanat (MWA). Unsur-unsur MWA terdiri atas Menteri Pendidikan Nasional mewakili pemerintah, perwakilan staf pengajar (dosen, guru besar, maupun non-guru besar). Semua unsur itu tergabung dalam senat akademik universitas, perwakilan masyarakat, perwakilan karyawan universitas, perwakilan unsur mahasiswa, dan rektor selaku perwakilan manajemen universitas.

Pernyataan Vishnu itu menanggapi kritikan yang dilontarkan Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait penetapan biaya mahasiswa di UI. Menurut Juru Bicara UI ini, UI telah melaksanakan kewajibannya dalam memberikan laporan keuangan kepada mahasiswa dan masyarakat melalui perwakilannya di MWA. ”UI menyampaikan terima kasih atas perhatian ICW. Kami telah mengirimkan surat balasan tersebut hari ini,” ungkap Vishnu dalam rilis yang disampaikan kepada SINDO kemarin.

Menurut Vishnu, pada 2008, hasil mekanisme penghitungan bersama yang dilakukan perwakilan civitas academica, termasuk elemen mahasiswa yang diwakili Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI dan fakultas, UI menetapkan biaya pendidikan berdasarkan SUC per mahasiswa.

Untuk program sarjana bidang eksakta ditetapkan sekira Rp27 juta per semester, sedangkan program non-eksakta Rp18 juta per semester. Untuk Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi, biaya pendidikan per mahasiswanya sebesar Rp58 juta per semester. “UI menyadari beban SUC biaya pendidikan tersebut masih terlalu besar. Karena itu, UI hanya membebankan satu per tiga dari total biaya pendidikan kepada mahasiswa,” ungkapnya.

Untuk selebihnya, yaitu sebesar dua per tiga, menjadi tanggung jawab UI dan pemerintah. Dengan demikian, mahasiswa UI hanya membayar beban biaya pendidikan sesuai dengan penetapan biaya pendidikan standar (BP standar), yakni Rp7,5 juta per semester dan uang pangkal Rp25 juta yang dibayarkan hanya satu kali dalam masa pendidikan untuk bidang eksakta.

“Sedangkan bidang non-eksakta dikenai Rp5 juta per semester dan uang pangkal Rp10 juta,” paparnya. Vishnu juga menyatakan, biaya pendidikan standar atau BP standar merupakan pedoman biaya pendidikan yang dibayarkan oleh mahasiswa yang berasal dari keluarga yang memiliki kemampuan keuangan membayar sebesar itu. UI, ujarnya, menyadari bahwa variasi kemampuan keuangan keluarga mahasiswa sangat beragam, mulai dari rentang yang sangat mampu hingga yang sangat tidak mampu. Karena itu, UI memberlakukan sistem Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOP Berkeadilan), khusus untuk program S-1 reguler.

“Melalui sistem BOP Berkeadilan, mahasiswa bisa membayar BOP antara Rp100.000 hingga Rp7,5 juta untuk eksakta dan Rp100.000 hingga Rp5 juta untuk non-eksakta, sesuai dengan kemampuan masing-masing,” paparnya.
Mekanisme ini, jelasnya, sangat bertumpu pada kejujuran mahasiswa dan orangtua dalam mengisi data kemampuan keuangan. Data ini, ungkap Vishnu, akan diolah dan dianalisis oleh tim UI sehingga menjadi dasar menetapkan BOP tiap mahasiswa setiap tahun. “Tim Penetapan BOP Berkeadilan selalu melibatkan unsur mahasiswa. Mereka dilibatkan secara aktif, terutama dalam melakukan verifikasi data, bahkan melakukan survei ke lapangan jika ada data-data yang kurang lengkap atau meragukan,” paparnya.

Meski demikian, Vishnu menyadari bahwa dalam implementasinya, hanya sedikit mahasiswa program S-1 reguler yang mampu membayar sebanyak besaran maksimal BOP Berkeadilan. Bahkan, selama tiga tahun terakhir, lebih dari 8.000 mahasiswa S-1 reguler atau 59 persen membayar di bawah besaran maksimal BOP Berkeadilan. “Bahkan hampir sebanyak 5.000 mahasiswa S-1 reguler selama tiga tahun terakhir hanya membayar BOP Berkeadilan di bawah Rp2 juta,” tegasnya. (nugroho/sindo) (rfa)  (//rhs)

ITB Luncurkan Desa Inovasi

ITB Luncurkan Desa Inovasi

Selasa, 11 Januari 2011 - 12:03 wib

Image: corbis.com
BANDUNG – Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Ikatan Alumni ITB 1981 segera meluncurkan program Desa Inovasi.

Menurut Kepala Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB Suhono Harso Supangkat, Desa Inovasi merupakan program pemberdayaan masyarakat yang akan menerapkan energi lokal untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan dan pendidikan. “Direncanakan berlangsung selama lima tahun. Dalam membangun desa inovasi akan diperhatikan aspek sosial budaya termasuk manusia dan pendukung lainnya,” ujar Suhono melalui rilis yang diterima SINDO, kemarin.

Pada program ini, ITB dan Ikatan Alumni ITB 1981 juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk mengajak alumni dan perguruan tinggi lain.

Menurut Suhono, sebelum program Desa Inovasi dijalankan, Alumni ITB 1981 akan menggelar serangkaian focus group discussion (FGD) untuk rekomendasi inovasi sebagai kompas percepatan pembangunan Indonesia. Berdasarkan diskusi penelitian awal, sejumlah desa yang akan menjadi target program Desa Inovasi antara lain Jawa bagian selatan dan sejumlah daerah di luar Jawa. Dalam program ini, Alumni ITB 1981 berperan membantu kampus dalam peningkatan kualitas inovasi.

“Misalnya, membentuk koperasi inovasi sebagai investasi penggerak desa inovasi dan venture capital inovasi kampus. Selain itu juga digelar serangkaian lomba inovasi untuk perkuatan desa inovasi,” ujar Suhono.

Dia menjelaskan, jumlah alumni ITB angkatan 1981 mencapai 1.500 orang. Dari jumlah itu, 400 orang di antaranya sudah diketahui terdata tempat kerja dan domisilinya. ”Kami masih mencari data alumni lain sehingga program Desa Inovasi akan lebih luas jangkauannya,” ucapnya.

Ketua Umum Panitia 30 Tahun ITB 1981 Sofia Alisjahbana mengungkapkan, masih mengkaji jumlah dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan program ini. Tim juga sedang mengkaji indikator kesuksesan seperti halnya angka peningkatan pendapatan penduduk. Nantinya, kajian akan menjadi acuan dalam menjalankan program. (krisiandi sacawisastra/sindo) (rfa) (//rhs)