Belajar Karya Sastra Ternyata Bisa Lewat Film
Rifa Nadia Nurfuadah - OkezoneKamis, 6 Januari 2011 - 16:10 wib
Para pemeran film Anakluh. (foto: Rifa/okezone)
"Media film bisa menjawab pertanyaan bagaimana menyampaikan pesan dengan saluran yang lebih efektif daripada novel," ujar Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Nasional (Unas) Wahyu Wibowo, dalam promo dan diskusi film Anakluh di kampus Unas, Kamis (6/1/2010).
Anakluh adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul Anakluh Berwajah Bumi karya Ugi Agustono. Ugi juga menulis skenario film ini.
Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan Bali, Idayu, yang berperan sebagai orangtua tunggal. Dalam novel ini dikisahkan cinta segi tiga antara Idayu dan kekasihnya, Nando, yang ternyata juga dicintai anak pertama Idayu, Mira.
Ugi menyampaikan, pesan moral novel dan film Anakluh adalah tentang kekuatan orangtua tunggal dalam membesarkan anak-anaknya. "Ini adalah fenomena yang sebenarnya banyak terjadi di Indonesia," ujar Ugi.
Wahyu menambahkan, salah satu kekuatan novel Anakluh Berwajah Bumi adalah masing-masing bab bisa dilepas dan dibaca sendiri-sendiri seperti sebuah skenario. "Keunikan itulah yang masih jarang dilakukan oleh penulis wanita Indonesia saat ini," imbuhnya.
Dia berharap, diskusi yang diberi tajuk Anakluh Goes to Campus ini bisa menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk mengeksplorasi sebuah novel yang diadaptasi ke film. "Biasanya di kelas mahasiswa hanya mendapatkan teori, tapi di sini mereka bisa mengeksplorasi banyak segi dari proses pengadaptasian sebuah novel menjadi film," ujar Wahyu menjelaskan.
Para peserta diskusi terlihat antusias mengikuti jalannya acara dan memanfaatkan waktu diskusi semaksimal mungkin. Selain Ugi, pemeran utama film Anakluh juga hadir. Mereka adalah Rizky Hanggono sebagai Nando, Shara Aryo sebagai Idayu, Masayu Clara sebagai Mira, dan Suci Winata sebagai Kirey.(fmh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar